Salah satu hal yang paling ditakutin oleh calon pengusaha, khususnya pengusaha kuliner, adalah kalau kokinya digondol alias dicuri oleh restoran atau pengusaha lain. Lantas resepnya ketahuan oleh orang lain. Atau bahkan, gimana kalau si koki itu sendiri yang mendadak keluar dari restorannya, lalu bikin restoran sendiri?
Semua calon pengusaha takut, kalau ini terjadi, dia bakal jadi punya kompetitor, yang produknya sama persis dengan dirinya. Nah lho, kalo gini gimana dong? Gimana dia bisa jualan?
Setiap ada seminar bisnis, kelas bisnis kuliner, sampai konsultasi, pertanyaan ini pasti keluar dari peserta, diarahkan kepada sang mentor. Siapapun mentornya pada saat itu. Bahkan, salah satu pengunjung situs ini yang bertanya lewat fitur “Ask The Coach” pun kemarin menanyakan hal ini.
Tapi sebenarnya, apa sih yang ditakutin?
Kebanyakan dari calon pengusaha ini mikir, kalau resepnya ketahuan, maka semua orang bisa bikin menu yang sama, kesannya, produknya itu nggak bakal lagi jadi unik. Kesannya kalau ketahuan, bisnisnya pasti langsung repot karena ada pesaing, bahkan kesannya (lebaynya) pasti bakal langsung bangkrut!
Tapi apa iya?
Apa kompetitor hanya bakal ada kalau dia berhasil ‘nyuri’ resep Anda? Atau kompetitor bisa muncul kapanpun, dimanapun, tanpa hubungannya dengan Anda?
Walaupun resep Anda diketahui, apa iya orang pasti bisa mengcopy kualitasnya sama persis 100% sama? Masak sih? Lha orang bikin mi instan aja rasanya bisa beda kok.
Walaupun produknya sama persis pun, apa dia bisa mengembangkannya dengan cara yang sama persis dengan Anda?
Apa semua ide pengembangannya, promosinya, gaya pelayanannya, dan sistem bisnisnya lantas bisa sama persis?
Bahkan kalau semua ini sama pun, apa Anda sebagai yang orisinil pasti bakal kalah?
Menurut pak Perry Tristianto, Raja FO Bandung, kita nggak perlu takut tersaingi. Karena pesaing itu nggak akan nggak muncul. PASTI bakal muncul. Malah lebih bagus kalau yang jadi pesaing itu koki kita atau resep kita, jadi kita sudah tahu, sudah kenal, dan bisa menanganinya dengan lebih baik. Sukur- sukur malah bisa kerjasama.
Menurut Ben Wirawan dari Mahanagari, sebagai mentor di kelas Passion Academy Kuliner angkatan I, zaman sekarang, orang nggak lagi nyari sekedar makanan enak. Tapi orang beli CERITA. Orang beli SHARING. Orang beli BRAND, dan komunitas. Biarin aja orang lain tahu resep, tapi selama kita bisa menyampaikan kisah, brand, dan cara menjangkau pembeli kita, kita akan baik- baik saja kok.
Menurut saya? Semakin kita muncul di tengah lampu sorot, maka kita akan semakin diperhatikan, ditiru, bahkan DICURI. Jadi keberadaan pesaing justru adalah bukti kita SUDAH semakin besar! Kalau kita mau berbisnis, maka kita musti siap untuk terus berkembang, berubah, dan menciptakan resep baru. Jangan kepatok di satu resep lama.
Walau begitu, ada baiknya beberapa hal dilakukan untuk menjaga keamanan resep ‘rahasia perusahaan’, misalnya:
- Pastikan Anda sebagai pemilik TAHU resepnya, jangan murni diserahkan pada koki atau manajer, jadi kalau mereka pergi, operasional tidak akan terganggu.
- Kalau ini resep unik, mungkin Anda bisa mendeskripsikan urutan pekerjaan pada koki, namun kadar bumbu atau isi bumbu sudah Anda racik sendiri sebelumnya, si koki tinggal mengolahnya saja.
- Jadikan koki, manajer, dan karyawan bagian dari perusahaan. Alias, buat mereka merasa turut memiliki brand Anda, dan bina ikatan personal dengan mereka.
- Kembangkan brand Anda berdasarkan cerita, dan intimasi untuk membina loyalitas konsumen.
- Terus kembangkan resep, produk, atau inovasi baru. Jangan tergantung hanya pada satu ‘produk utama’.
Setelah semua ini dikerjakan, maka tidak ada yang perlu ditakutkan!
Jangan sampai kita kebanyakan berandai- andai negatif dan keasyikan kahwatir, sampai resep atau ide bisnis andalan kita tidak pernah keluar dari laci.
Ide bisnis atau resep maut yang tidak dieksekusi itu TIDAK BERHARGA dalam bisnis!
Lakukan apa yang bisa Anda lakukan sekarang, dan apapun yang akan terjadi nanti akan bisa Anda tangani PADA SAATNYA nanti.
Konsep ini bukan hanya berlaku di bisnis kuliner saja ya, tapi juga di semua bisnis. Ganti kata ‘resep’ dengan ‘konsep’, dan ‘koki’ dengan ‘manajer’, maka Anda siap mengembangkan jenis bisnis apapun tapa rasa takut!