Ini Passion Anak atau Passion Ortu Siih?

Beberapa saat lalu, saya berkunjung ke rumah seorang kenalan lama. Baru saja kaki saya sampai di halamannya, alunan musik dari organ elektrik sudah terdengar merdu.

Begitu masuk, saya melihat anak berusia sekitar 9 tahun sedang berkonsentrasi penuh bermain organ. Ruangan itu penuh foto dengan si anak yang lagi beraksi di berbagai pertunjukan dan kompetisi.

“Oooooh, emang dia udah sering ikut pertunjukan, dari TK dulu dia suka”, kata teman saya bersemangat waktu saya menanyakan soal itu.

“Suka ikut kompetisi juga?”

“Oh iya, udah menang beberapa kali. Ada yang juara satu, ada yang juara tiga”.

“Wah hebat yaaa”, kata saya sambil melirik ke si anak yang cuma nyengir sambil menunduk. Kelihatannya ibunya lebih bangga pada prestasi itu daripada dia sendiri.

“Iya, berbakat dia. Turun dari mamanya”, kata temen saya menunjuk dirinya sendiri dengan pede.

“Lho, emang kamu suka musik?”

“Iyyaa. Dari dulu aku suka organ sama piano. Dari kecil mimpi- mimpi pengen jadi musisi”.

“Terus kenapa nggak? Kan udah suka banget?”

“Yahh, kata ortu aku, musik bisa buat apa sih? Nggak jelas masa depannya. Jadi aku nggak boleh jadi musisi. Ga bisa hidup dari musik, kata mereka. Jadi aku dipaksa kuliah di hukum.”

“Makanya jadi pengacara?”

“Makanya jadi pengacara”… kata teman saya lesu. “Tapii, aku nggak bakal kayak gitu. Anak aku suka musik. Suka organ. Jadi bakal aku kuliahin di kampus musik nanti.”

“Keren..” komentar saya singkat.

“Iya kan yaa? Dari sekarang dia aku lesin musik, ikutin kompetisi, supaya dia bisa jadi musisi besar. Itu impian dia.”

Saya ngelirik ke si anak, yang lagi- lagi cuma diam.

“Ya nak ya? Nanti jadi musisi ngetop, bisa tampil di luar negeri ya?” kata ibunya ngelus- ngelus kepala si anak.

“Iya…” jawab si anak pelan.

Setelah beberapa saat ngobrolin tentang musik dan masa depan anaknya di dunia musik, teman saya yang kelewat antusias ini masuk ke dalam rumahnya untuk menjawab sebuah telepon.

Saat itu, saya pelan- pelan ngesot mendekati si anak dan berbisik, “Emang kamu suka musik?”

Si anak menjulurkan leher untuk memeriksa posisi ibunya sebentar, lalu berbisik pelan… “Nggak…”

“Terus sukanya apa?”

“Drama…”

“Ah.”

Banyak orang tua yang baik disadarinya ataupun tidak, berusaha memaksakan Passionnya ke anaknya, bahkan ‘mewariskan’ impiannya ke anaknya. Dan pada saat mereka melakukan ini, mereka seringkali malah menekan dan menghilangkan Passion asli si anak.

[Tweet “Biarkanlah setiap anak menemukan dan menjalani #Passion nya sendiri!”]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *