Kamu Nggak Bakal Jadi Passionpreneur! … Kalau…

“Maaaaak! Saya mau jadi tukang entrepreneurrrr” kata si Budi kecil yang rajin menabung dan suka membantu nenek menyeberang jalan pada ibunya.

“Emang ‘entrepreneur itu apaan sih inyong?”

“Itu lho mak, nyang make jas, dasi, nongkrong sama tukang artis, duduk-duduk di hotel mewah, dan bawa- bawa koper keren”.

“Oooohh, maksudnya pelayan hotel?”

“Iiiih, bukan mak, itu lho yang kalo di hotel atau mall bawa mobil mewah”

“Ooohh, tukang palet serpis?”

“Palet serpis? Apa itu mak? Bawa mobil mewah dia?”

“Iyaa, itu yang suka markirin mobil mewah di hotel sama mall”

“Oh iya mak iyaa itu. tukang entrepreneur palet serpis itu!”

Nah lho.

Pengertian kata ‘Entrepreneur’ emang terus mengalami perubahan setiap saat, sesuai dengan kemajuan zaman, sesuai dengan pendapat pribadi expert dan ekonom yang menggunakannya, atau sesuai dengan pendapat suka- suka pembicara yang lagi ngejelasinnya di depan forum.

Walau definisi yang paling populer di masyarakat adalah bahwa Entrepreneur itu:

“Seseorang yang membangun dan mengoperasikan bisnis atau beberapa bisnis”,

sebenarnya mulai dari tahun 1734, orang sudah mencoba menjelaskan kata entrepreneur secara berbeda, misal Richard Cantillon yang pada tahun itu mengungkapkan bahwa entrepreneur adalah:

“Orang- orang yang mendapatkan income tidak pasti, membayarkan pengeluaran produksi yang pasti, tapi mendapatkan pendapatan yang nggak jelas juntrungannya.

“Nahhh, gue banget nih Coach”, mungkin kata seorang pengacara. Pengangguran banyak acara. Nggak jelas apa acaranya, dan nggak jelas juntrungannya pendapatannya… (ditekankan di bagian ‘nggak jelas juntrungannya’)

Lalu setelah beberapa kali ada perubahan, pemahaman kata ‘Entrepreneur’ populer yang paling lama bertahan adalah yang diungkapkan oleh Albert Shapero pada tahun 1975 (bahkan lebih tua dari saya lhoo), yaitu:

“Entrepreneur adalah orang- orang yang mengambil inisiatif, menghadapi resiko kegagalan, dan memiliki fokus kendali internal”.

Lalu yang terbaru di tahun 2013 ini:

“Entrepreneur adalah orang yang mengkomersilkan inovasinya”.

Naaah, berdasarkan pengertian terakhir, makna kata ini mendadak jadi LUASSS! Kata entrepreneur sebenarnya nggak lagi terbatas pada pebisnis atau seseorang yang bikin bisnis saja jadinya kan? Misal, kalau inovasi Anda adalah jasa menyanyi gaya baru, dan Anda menghasilkan uang dari itu, maka Anda adalah entrepreneur! Kalau Anda adalah komikus yang membuat inovasi dengan cerita komik Anda, dan Anda bisa menjualnya, walau Anda nggak punya PT atau CV, Anda tetap adalah seorang entrepreneur! Gimana kalau Anda membuat web series, video di youtube, lalu menghasilkan uang banyak dari iklan yang diputar di video Anda? Entrepreneur!

Lalu kalau gitu apa itu Passionpreneur?

Dalam pengertian saya, dan dalam ebook saya sebelumnya “Passionpreneurship”, saya menjelaskan bahwa Passionpreneur adalah:

“Seseorang yang berkarya, berinovasi, berbisnis, dan mengembangkan karir berdasarkan Passion atau apa yang dicintainya, dan menghasilkan pendapatan dari komersialisasi Passionnya itu.”

So, apa beda seorang Entrepreneur dan Passionpreneur? Satu kata, CINTA!

Jadi, Anda nggak bakal jadi seorang Passionpreneur! … kalau:

1. Anda nggak cinta sama bidang karier, bisnis, karya, dan inovasi yang Anda kerjakan.

Seorang entrepreneur adalah ahli melihat peluang, dan seringkali dia berbisnis dalam bidang atau bahkan dalam aktifitas yang nggak dia sukai. Dan itu sah saja, buat seorang Entrepreneur. Seorang Passionpreneur harus memulai dari cinta, atau menjalankan dengan cinta.

2. Anda nggak punya dorongan untuk menghasilkan pendapatan dari Passion Anda.

Apa Passion Anda bisa disebut passion kalau dia nggak menghasilkan? Secara esensi sih bisa saja, tapiiiiiiiii… seorang Passionpreneur harus bisa mengubah Passionnya jadi sumber uang, karena hanya dengan begitulah dia bisa fokus menikmati Passionnya tanpa teralih terpaksa bekerja dalam bidang yang dia nggak suka demi uangnya semata.

3. Anda nggak memahami dunia Passion Anda dan diri Anda sendiri.

Seperti seorang Entrepreneur, Passionpreneur juga berhadapan dengan pasar, dengan demand, dengan inovasi, dengan pembeli, dengan resiko, dan faktor- faktor bisnis dan pengembangan karier lainnya. Karena itu dia harus paham dunia Passionnya, pembelinya, produk dan jasanya, dan bagaimana penetrasi pasarnya. Anda tidak bisa jadi Passionpreneur tanpa memahami dunia passion Anda, dan skill Anda dalam berkarya!

4. Anda nggak berani menghadapi resiko dan selalu dihantui rasa takut.

Ingat, sebagai seseorang yang membangun jalannya sendiri, kita selalu berada di area asing. Kalau Anda ingin yang pasti- pasti, maka Anda tidak akan pernah jadi Entrepreneur atau Passionpreneur (ingat kata Richard Cantellon? “Nggak jelas juntrungannya”). Anda harus bisa membuang rasa takut, dan menghadapi jalan di depan Anda.

Jadi, itulah empat hal yang bakal membuat Anda nggak bisa jadi Passionpreneur!

Anda mau jadi Passionpreneur? Well, Anda sudah tahu sekarang apa yang harus Anda siapkan kan?

Bila Anda memilih jalan Passionpreneurship, saya harus mengingatkan sekarang bahwa ini bukan jalan yang gampang dan penuh keren- kerenan seperti yang dibilang si Budi tadi, karena kalau gampang, semua orang sudah jadi Passionpreneur. Tapi saya bisa menjanjikan satu hal pada Anda, dari pengalaman saya.

Menjadi Passionpreneur itu memang tidak mudah, tapi MENYENANGKAN dan membuat hidup lebih PENUH!

1 thought on “Kamu Nggak Bakal Jadi Passionpreneur! … Kalau…”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *